Taman
nasional Baluran di Situbondo,Jawa Timur,kini membiakkan banteng jawa atau
Bosjavanicus dengan cara semi alami.Pengembangbiakan ikon Taman Nasional
Baluran itu dilakukan setelah populasi banteng jawa di kawasan itu merosot.
Pengembangbiakan
semi-alami dilakukan dengan mengandangkan banteng jawa di habitat
aslinya.Pengembangbiakan semi-alami yang dirintis setahun yang lalu itu
menghasilkan satu anak banteng jawa.Populasi banteng jawa berdasarkan survei
lapangan Tama Nasional Baluran tahun 1992 terpantau 338 ekor,tetapi pada tahun
2012 hanya 26 ekor.
Menurunnya
populasi banteng jawa karena perburuan liar,predasi (dimangsa
organisme/binatang predator),serta menurunnya kualitas dan kuantitas habitat banteng,seperti
menyempitnya savanna berikut rumput makanan banteng karena invasi akasia.Dengan
cara semi-alami di harapkan setiap tahun bisa menghasilkan 5 ekor banteng jawa.
Pembiakkan
semipermanen yang dikembangkan dilakukan dengan cara mendatangkan seekor jantan
dan dua ekor betina dari Taman Safari Prigen,Jawa Timur.Ketiga Banteng itu
dikandangkan di lahan 0,8 hektar.
Selain
menyediakan indukan,tim dari TSI turut memantau proses
pengembangbiakan,mengecek keshatan banteng di kandang,serta memberikan
pelatihan pengelolaan dan pelepasliaran banteng bagi petugas konservasi banteng
di Baluran.
Menurut
rencana,TSI akan mendatangkan lagi tiga indukan banteng,dua di antaranya
betna.Indukan akan dikirm bertahap ke kandang di Baluran.Taman Nasional Baluran
juga berencana membangun menara pengawas,knadang rehabilitasi, dan kandang
sapihan untuk melengkapi keperluan pengembangbiakan banteng jawa.
Jangan sampai banteng jawa juga hilang seperti harimau jawa
yang telah hilang.
SAVE THE BUFFALO OF JAVA
Di kutip dari Koran KOMPAS Rubrik “Lingkungan dan
Kesehatan” Sabtu,24 Desember 2013.